Perlu diketahui sebelumnya, suatu populasi mempunyai karakteristik yang disebut parameter. Contoh parameter adalah rata-rata populasi...
Analisis Data Konfirmatif
Dalam mengambil kesimpulan untuk suatu uji hipotesis mungkin dilakukan kesalahan. Kesalahan ini ada 2 macam yaitu :
- Kesalahan tipe I, kesalahan dalam menolak hipotesis bila hipotesis benar.
- Kesalahan tipe II, kesalahan dalam menerima hipotesis bila hipotesis salah.
Kemungkinan pengambilan kesimpulan (keputusan) disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kemungkinan keputusan pengujian
Keputusan untuk | |||
diterima | ditolak | ||
Keadaan sesungguhnya untuk | Benar | Keputusan tepat | Kesalahan tipe I |
Salah | Kesalahan tipe II | Keputusan tepat |
Kesalahan tipe I lebih serius daripada kesalahan tipe II. Hal ini dapat diterangkan dengan kemungkinan keputusan pengadilan yang merupakan analogi dari keputusan pengujian hipotesis.
Tabel 2. Kemungkinan keputusan pengadilan
Keputusan untuk | |||
Tak bersalah | Bersalah | ||
Keadaan sesungguhnya | Tak bersalah | Adil | Kesalahan tipe I |
Bersalah | Kesalahan tipe II | Adil |
Bila keputusan pengadilan dan keadaan sesungguhnya sesuai maka hal ini berarti bahwa proses pengambilan keputusan tepat. Bila pengadilan memutuskan seseorang bersalah, ada kemungkinan dia sesungguhnya tidak bersalah. Bila pengadilan memutuskan seseorang tidak bersalah, ada kemungkinan dia sesungguhnya bersalah. Jadi tak ada putusan yang bebas dari kesalahan, selalu ada resiko dalam mengambil keputusan. Tampak bahwa lebih berat bila seseorang diputuskan bersalah bila sesungguhnya tidak bersalah daripada memutuskan seseorang tidak bersalah bila sesungguhnya ia bersalah.
Telah dijelaskan bahwa Analisis Data Eksplorasi merupakan pendekatan analisis untuk suatu data guna membuat gambaran keseluruhan (summary) data sehingga mudah untuk dipahami melaui grafik sebagai bentuk visualisasi data, tanpa menggunakan model statistik, atau formulasi hipotesis.
Analisis Data Konfirmasi merupakan suatu analisis untuk mengevaluasi atau dapat dikatakan mengkonfirmasi bukti menggunakan alat statistik tradisional seperti tingkat kesalahan (significance level), statistika inferensi, dan selang kepercayaan (confidence interval) dimana di dalamnya terdapat asumsi yang digunakan pada data. Hal tersebut diibaratkan memeriksa bukti dan menanyai saksi dalam persidangan, mencoba menentukan bersalah atau tidaknya seorang terdakwa.